SORONG, Fenomena pencalonan walikota dan wakil walikota Sorong tahun 2024 yang terkesan mulai memanas membuat intelektual muda asal Inanwatan, Metemani, Kais dan Kokoda (IMMEKO) Kota Sorong, Silvanus Sefnat Maikiay, S.IP menegaskan, sekarang sudah saatnya orang Moi jadi walikota Sorong.
“Saya melihat dan mengikuti perkembangan politik di Kota Sorong yang mulai terkesan mengesampingkan Orang Moi sebagai tuan rumah atas Kota Sorong dalam berbagai hal termasuk dalam dunia politik. Oleh karena itu saya sebagai tokoh intelektual muda Papua dari Immeko harus katakan bahwa tahun 2024 sudah saatnya Orang Moi jadi walikota Sorong dan memimpin negeri Malamoi. Tidak boleh tidak,” tegas Silvanus.
Dikatakan Silvanus, orang Moi tidak sama dulu lagi, mereka sudah berkembang dan memiliki pejabat-pejabat yang pantas dan berkompeten untuk memimpin negeri mereka sendiri, seperti Penjabat Walikota Sorong saat ini, Septinus Lobat, SH, MPA yang dipercayakan pemerintah pusat untuk memimpin Kota Sorong. Ini menandakan bahwa orang Moi juga sudah mampu untuk menjalankan roda pemerintahan dan memimpin negeri mereka sendiri.
“Menjalankan amanah pemerintah pusat untuk memimpin satu daerah bukan hal yang mudah karena seorang pemimpin yang sudah dipercayakan pemerintah pusat harus mampu menterjemahkan semua kebijakan pemerintah pusat di daerah guna mensejahterakan masyarakat,” jelas Silvanus.
Ditambahkan Silvanus, sesama Orang Asli Papua, kita harus memberikan kesempatan kepada Orang Moi untuk memimpin negerinya sendiri sebagai suatu penghargaan dan penghormatan kepada mereka (Orang Moi), sehingga roh dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Tanah Papua telah kita jalankan. Jangan kita selalu katakan bahwa orang asiI Papua harus diberikan penghormatan dan pengakuan sehingga dapat menjadi tuan dinegerinya sendiri sementara kita sesama orang asli Papua saja tidak saling menghargai dan menghormati hak adat dari suku Moi.
“Saya paham, aturan perundang-undang sudah mengatur bahwa semua orang dapat mencalonkan diri sebagai kepala daerah (walikota) asalkan memenuhi syarat, namun salahkah kita mengembalikan hak kesulungan Orang Moi untuk memimpin Kota Sorong,” ungkap Silvanus.
Oleh karena itu kata Silvanus, sudah saatnya kita sesama orang asli Papua dan masyarakat nusantara yang sudah diterima tinggal dan menetap diatas tanah Malamoi ini untuk menyatukan sikap dengan menyatakan ‘Tahun 2024 Orang Moi Harus Pimpin Kota Sorong’. (jd)