SORONG, mediabetewnews.com – Sosialisasi pencalonan anggota Majelis Rakyat Papua Barat Daya (MRPBD) kepada masyarakat adat yang ada di Kabupaten Raja Ampat yang dilaksanakan oleh Panitia Seleksi wilayah Raja Ampat tidak diikuti oleh seluruh masyarakat adat Suku Maya. Demikian dikatakan salah satu anak Adat Suku Maya, Simson Sonoy kepada media ini disalah satu cafe dibilangan Km 8 Kota Sorong, Selasa (25/4) kemarin.
Dikatakan Simson, pelaksanaan sosialisasi tidak dilakukan dari kampung ke kampung tetapi dipusatkan pada salah titik saja sehingga masyarakat adat suku Maya yang ada di kampung-kampung lain yang jauh dari lokasi pelaksanaan sosialisasi sudah pasti tidak dapat hadir.
Jadi, menurut Simson, sosialisasi yang dilakukan oleh Pansel tidak afektif karena seluruh masyarakat adat suku maya tidak hadir dan lubatkan dalam kegiatan tersebut,
Lanjut Simson, contohnya di Pantai Utara Raja Ampat pelaksanaan sosialisasi di Kampung Kabare, jadi masyarakat adat Maya yang ada di wilayah utara Raja Ampat yang jauh dari Kampung Kabare seperti Kampung Yembekaki, Puper, M’Nir, Warwanai, Boni dan beberapa kampung lainnya sudah pasti tidak akan hadir karena keterbatasan biaya transportasi karena Raja Ampat untuk menjangkau satu kampung dengan kampung yang lain harus melalui laut sehingga membutuhkan Bahan Bakar Minyak (BBM) agar bisa sampai tempat kegiatan.
“Kalau Pansel siapkan anggaran untuk menggantikan biaya yang sudah dikeluarkan oleh masyarakat adat boleh. Pasti mereka hadir tapi kalau hanya menyampaikan undangan dan meminta untuk menghadiri sosialisasi saya yakin masyarakat tidak akan hadir, dan terbukti tidak semua masyarakat adat Maya hadir hanya dihadiri beberapa marga/keret yang tinggal dekat dengan lokasi sementara keret/marga yang lain tidak hadir padahal mereka berada dalam daerah pemilihan tersebut,” ungkap Simson menjelaskan.
Ditambahkan Simson, berbeda dengan Sorong yang dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua, namun tetap saja membutuhkan biaya transportasi juga.
Dikatakan Simson, dirinya juga sempat kaget karena 3 suku besar seperti, Betew, Wardo dan Usba tidak dilibatkan dalam pencalonan anggota MRPBD karena menurut Pansel tiga suku besar bukan suku asli Raja Ampat.
“Kalau kita sudah diakui tiga suku ini, kita juga harus mengakui karena mereka ini sudah hidup dengan kita ini bukan satu dua hari, satu dua bulan atau satu dua tahun tetapi leluhur kita sudah hidup bersama dengan ketiga suku sudah sejak ratusan bahkan berjuta tahun yang silam,” ungkap Simson. (jd)