SORONG, Dibawah naungan Yayasan Pendidikan Bangun Persaudaraan (YPBP) Sorong yang didirikannya bersama Piet Lelmalaya, S.Th, M.PdK (Ketua Yayasan) pada 28 Nopember 2023 dan telah terdaftar pada Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dengan Nomor AHU- 0019911. AH.01.04. Tahun 2023, Anggota DPD-RI terpilih dengan suara terbanyak, Paul Finsen Mayor, S.IP, CM.NNLP menjawab janji politiknya kepada masyarakat Sorong Raya pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2024 dengan mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertambangan dan Perminyakan di Kota Sorong.
“Ada yayasan yang baru didirikan oleh Ketua Dewan Adat Papua Wilayah III Doberay Papua Barat dan Papua Barat Daya yang juga selaku Anggota DPD-RI terpilih periode 2024-2029 yakni Yayasan Pendidikan Bangun Persaudaraan. Dan saya dipercayakan menjadi ketua untuk mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertambangan dan Perminyakan,” ungkap Ketua YPBP, Piet Lelmalaya, S.Th, M.Pdk saat ditemui media ini di Sekretariat PFM Office Centere, Sabtu (8/6) sore kemarin.
Lanjut Piet, tujuan didirikannya SMK Pertambangan dan Perminyakan adalah untuk menjawab kebutuhan masyarakat Papua yang mendasar jangka pendek karena fakta hari ini banyak pengangguran yang terjadi khususnya di Tanah Papua.
Ditambahkan Piet, ketika anak-anak memilih masuk SMA dan setelah tamat untuk mencari lapangan pekerjaan itu sangat susah. Olehnya itu pendiri yayasan berpikir untuk menjawab kebutuhan dasar per hari ini harus mencari program yang cepat untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan sehingga yayasan berpikir untuk mendirikan sekolah kejuruan Pertambangan dan Perminyakan dengan jurusan pertambangan, pengeboran minyak dan gas, produksi minyak dan gas, multimedia (TKJ) dan administrasi perkantoran.
“Kelima program studi ini mempunyai peluang besar setelah lima tahun kedepan kita sudah boleh menciptakan sumber daya manusia yang siap pakai dengan lulusan SMK Pertambangan dan Perminyakan YPBP Kota Sorong sehingga dapat memutuskan mata rantai pengangguran guna menjawab keperluan tenag kerja dalam bidang pertambangan dan perminyakan di Tanah Papua,” jelas Piet.
Sementara terkait dengan biaya pendidikan yang akan dikenakan kepada siswa dengan tegas Piet mengatakan, kami dari pihak yayasan sudah berdiskusi dan menetapkan bahwa siswa-siswi tidak dikenakan biaya pendidikan alias gratis.
“Kami dari pihak yayasan sudah bersepakat terkait masalah biaya pendidikan tidak akan dibebankan kepada anak didik alias gratis sehingga tidak membebankan orang tua,” tutup Piet. (jd)