SORONG, Perkembangan dunia ekonomi saat ini khususnya di Tanah Papua terlebih khusus lagi di Provinsi Papua Barat Daya terlihat berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyak usaha-usaha mikro yang berkembang di provinsi yang baru lahir ini.
Oleh karena itu kesempatan ini jangan sampai disia-siakan oleh perempuan Papua (mama-mama Papua). Mereka harus mampu untuk merebut peluang ini guna dapat meningkatkan perekonomian keluarga bahkan juga dapat menjadi pemasok pendapatan daerah dengan memanfaatkan sumber daya alam Papua yang Tuhan sudah berikan Orang Asli Papua.
Rektor STIE Bukit Zaitun Sorong, Johanna Kamesrar, SE yang juga selaku pengusaha Home Stay di Pulau Dayan Kabupaten Raja Ampat, saat ditemui media ini seusai kegiatan Penguatan Kapasitas bagi tokoh adat, tokoh perempuan dan tokoh pemuda Orang Asli Papua (OAP) yang dilaksanakan oleh Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah III Dobery Papua Barat dan Papua Barat Daya di Kantor DAP Wilayah III Doberay, Sabtu 11 Mei 2024 mengatakan, untuk dapat bersaing dengan pengusaha nusantara yang sudah lebih dulu berusaha maka perlu dilakukan penguatan kapasitas bagi mama-mama Papua melalui penguatan ekonomi lokal.
Saat ditemui seusai kegiatan, Mama Jo (sapaan dari Ketua STIE Bukit Zaitun) mengatakan, kegiatan ini sangat positif karena ketika organisasi FOR Papua berdiri maka ada pengembangan kapasitas untuk perempuan dalam berbagai bidang, dan kebetulan hari ini kita bicara tentang perempuan dan adat serta perempuan dan ekonomi.
Dikatakan Mama Jo, mulai sekarang perempuan harus dilibatkan dalam diskusi-diskusi dan pertemuan adat karena kita di Papua, perempuan tidak secara langsung dilibatkan dalam pengambilan keputusan di para-para adat tetapi ada porsi lain yaitu menyediakan konsumsi atau kegiatan yang berhubungan dengan garis belakang (dapur).
“Dalam kesempatan ini saya selaku seorang yang mempunyai besik pendidikan dalam bidang ekonomi sehingga saya harus membagi ilmu kepada mama-mama Papua terkait ekonomi agar bagaimana mereka bisa maju dalam bidang ekonomi. Bukan ekonomi yang tinggi tetapi ekonomi yang sederhana untuk pengembangan diri dengan usaha kecil mereka dapat berkembang karena perempuan adalah tiang ekonomi keluarga. Artinya selain menjadi ibu rumah tangga perempuan juga dapat membuat sesuatu untuk menambah penghasilan keluarga,” terang Mama Jo.
Ditambahkan Mama Jo, mama-mama Papua yang mempunyai bakat dan keahlian membuat kue, menyulam, menganyam atau merajut, dan mungkin juga ada yang mempunyai dalam bidang kesenian, semua itu dapat dikoloborasi sehingga menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomis.
Lanjut Mama Jo, mama-mama Papua harus meraih peluang yang ada jangan kita tinggal diam dan melihat orang datang dan mengambil peluang tersebut. Apalagi secara khusus kita perempuan Papua yang ada didaerah kita sendiri, kita harus berkembang dan kita harus maju dengan meraih peluang yang ada.
“Kita tidak boleh melihat orang lain maju terus kita iri, itu hal yang tidak baik yang harus dibuang. Jadi mari kita perempuan Papua dari lembaga manapun terutam adari lembaga FOR Papua kita bergandengan tangan untuk mengembangkan diri kita, usaha kita, dan talenta yang sudah Tuhan berikan kepada kita agar lebih maju dan sejajar dengan saudara-saudara kita yang lain,” pungkas Mama Jo. (jd)