SORONG, – Dalam kunjungan kerjanya ke Kota Sorong Provinsi Papua Barat Daya, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), AA LaNyalla M Mataliti diundang untuk meletakan baru pertama tanda dimulainya pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Papua Bangkit dan Sekolah Bola Kaki Belanda di Kelurahan Saoka, Distrik Maladum-Mes, Kota Sorong Provinsi Papua Barat Daya.
“Melalui pendirian SMK Papua Bangkit dan Lapangan Bola Kaki Belanda di Kota Sorong oleh Paul Finsen Mayor (PFM) merupakan suatu inovasi dan upaya kongkrit untuk memperkuat dan meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dalam bidang pendidikan dan olahraga khususnya di Provinsi Papua Barat Daya,” ujar Ketua DPD RI AA. LaNyalla Mahmud Mataliti saat memberikan sambutan dalam acara peletakan batu pertama pembangunan SMK Papua Bangkit dan Lapangan Bola Kaki Belanda di Kelurahan Saoka, Kota Sorong.
“Untuk membangun tanah Papua harus berjalan beriringan antara pembangunan infrastruktur dan pembangunan sumber daya manusia (SDM), sehingga kedepan dapat memperkuat dan meningkatkan sumber daya manusia Indonesia khususnya di Papua Barat Daya,” ungkap LaNyalla.
Oleh karena itu kata LaNyalla, dengan adanya pendirian SMK Papua Bangkit dan Sekolah Bola Kaki Belanda di Kota Sorong yang adalah inovasi dari dari Paul Finsen Mayor demi meningkatkan dan memperkuat SDM di Papua Barat Daya dan inilah satu upaya konkrit yang patut kita apresiasi.
“Melalui pendirian lembaga pendidikan dan olahraga ini, saya sangat mengapresiasi hal ini karena dengan kedua lembaga ini kita dapat memperkuat dan meningkatkan SDM kita, khususnya di Provinsi Papua Barat Daya,” ujar LaNyalla.
Lanjut LaNyalla, apalagi SMK Papua Bangkit yang membuka jurusan pertambangan dan energi, yang sangat tepat didirikan di bumi Cenderawasih ini karena salah satu keunggulan Papua termasuk Papua Barat Daya adalah sumber daya alam baik mineral maupun minyak dan gas (Migas) sehingga gagasan mendirikan SMK dengan jurusan teknik pertambangan dan energi ini patut kita beri apresiasi.
“Sejak tahun 2016, Kementerian Pendidikan memberikan ruang bagi seluruh SMK untuk memperluas spektrum kurikulum termasuk dibidang energi dan pertambangan. Apalagi model pembelajaran di SMK saat ini difokuskan pada pendidikan vokasi yaitu mempersiapkan siswa untuk bisa langsung bekerja melalui kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja, dimana anak didik diberi bekal ketrampilan yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri termasuk pertambangan,” terang LaNyalla.
Dikatakan LaNyalla, pembangunan SDM juga bisa lahir dari dunia olahraga yang hanya dapat dihasilkan oleh sekolah sepak bola seperti Sekolah Bola Kaki Belanda ini. Sepak bola di Papua sudah seperti agama, karena begitu kuatnya DNA sepak bola yang ada didalam darah Orang Asli Papua, terbutik pemain sepak bola asal Papua tidak pernah absen menghiasi tim nasional Indonesia diberbagai level umur.
“Saya sebagai mantan Ketua Badan Tim Nasional (BTN) dan mantan Ketua umum PSSI lebih hormat kepada para pemain dari Tanah Papua ketimbang pemain asing yang dikontrak di klub-klub sepak bola kita saat ini, karena kebanggaan kita harus tetap kepada anak bangsa yang lahir dan besar di Tanah Airnya, karena bagi saya negara diluar sana yang memiliki prestasi sepak bola seharusnya cukup menjadi inspirasi bagi kita untuk belajar seperti Sekolah sepak bola kaki Belanda yang didirikan di Kota Sorong ini yang tentu bertujuan untuk menganbil pelajaran dan mendapat inspirasi dari sepak bola Belanda yang harus kita akui lebih berprestasi dari pada kita, sehingga diharapkan lebih banyak lagi Mutiara-Mutiara Hitam yang akan dilahirkan dari Tanah Papua,” ungkap LaNyalla.
“Saya sangat berterima kasih kepada Adinda Paul Finsen yang sudah saya kenal lama bahkan sejak kecil dan dia memang sejak kecil suka bola, sehingga inovasi yang dia lakukan untuk meningkatkan SDM Orang Asli Papua melalui dunia pendidikan dan olahraga saya sangat yakin akan berhasil dan menjadi besar,” pungkas LaNyalla. (jd)