SORONG, – Idealisme kepapuaan yang kental melekat selama ini pada seluruh anak asli Papua telah luluh dan runtuh dengan sekejap hanya karena kepentingan politik sesaat dari oknum politikus yang tidak mau Tanah Papua ini maju. Demikian ditegaskan Aktifis Papua Barat Daya asal Maybrat, Jefry Aifat, Rabu (11/9).
“Saya melihat idealisme yang selama ini dianut oleh anak-anak asli Papua mulai luntur dan runtuh akbiat dari kepentingan sesaat para politikus yang tidak ingin Tanah Papua ini maju dan berkembang,” ujar Jefry melalui releasenya.
Dikatakan Jefry, lunturnya idealisme anak-anak muda asli Papua dapat terlihat dengan adanya aksi demo damai yang dilakukan beberapa hari belakangan ini yang menolak Keputusan MRP PBD Nomor : 10/MRP.PBD/2024.
“Mereka yang melakukan demo damai pasca keluarnya Keputusan MRP PBD adalah oknum-oknum yang selama ini menyuarakan penghormataan terhadap Hak Kesulungan Orang Asli Papua pada saat demo damai selama ini. Namun kenyataannya mereka juga yang menolak Keputusan MRP PBD yang sementara ini mempertahankan dan memperjuangkan Hak Kesulungan Orang Asli Papua,” beber Jefry.
Lanjut Jefry, apakah mereka yang ikut demo menolak keputusan MRP PBD yang juga selama ini menyuarakan dan memperjuangkan Hak Kesulungan Orang Asli Papua melalui mimbar bebas, memang benar mereka mencintai Papua??? Kalau memang benar mereka mencitai Papua mengapa mereka harus menolak Keputusan MRP PBD Nomor : 10/MRP.PBD/2024 tanggal 6 September 2024?? yang inti dari Keputusan tersebut adalah menjaga dan melindungi Hak Kesulungan dan Hak Dasar yang masih tersisa, karena MRP PBD adalah benteng terkahir dari untuk menjaga dan melindungi hak-hak dasar orang asli Papua.
Dikatakan Jefry, sementara orang pendatang yang paham dengan persoalan dan kondisi politik saat ini, banyak yang memberikan dukungan dan merespoons positif Keputusan MRP tersebut karena mereka tahu bahwa apa yang dilakukan oleh MRP adalah suatu langkah untuk menyelamatkan generasi muda Papua yang sudah hilang idealisme kepapuaanya.
“Orang pendatang saja mendukung keputusan yang dikeluarkan oleh MRP lalu mengapa kita yang Orang Asli Papua tidak bisa mendukung keputusan tersebut. Ingat!!!! MRP adalah lembaga kultur dari Orang Asli Papua yang merupakan benteng terkahir untuk melindungi dan menyelamatkan Hak Kesulungan dan Hak- Dasar Orang Asli Papua yang sudah diambil oleh orang luar,” pungkas Jefry. (**)