SORONG, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) terpilih dengan perolehan suara terbanyak di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya, Paul Finsen Mayor, S.IP, CM. NNLP menghadiri perayaan HUT Gereja Protestan Indonesia (GPI) Papua ke-39 yang dilaksanakan di Jemaat GPI Petra Km 12, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Sabtu 25 Mei 2024, sore kemarin.
Dalam sambutannya Paul Finsen Mayor (PFM) mengisahkan sejarah singkat hadirnya Gereja Protestan Indonesia di tanah Papua yang ketika itu masih berstatus sebagai Gereja Protestan Maluku.
“GPM atau GPI Papua sudah ada sejak tahun 1908 yang ketika itu masih berstatus sebagai Gereja Protestan Maluku (GPM) yang dibawa oleh Pdt. L Evenbelt yang diutus oleh pemerintahan Belanda dari Ambon untuk mengabarkan Injil di daratan Papua terlebih khusus di Merauke,” terang Paul.
Lanjut Paul, pada tanggal 3 Maret 1950 dilaksanakan Sidang Sinode GPM di Ambon dan dihadiri oleh Pdt. I.S Kijne dan dalam kesempatan itu mengusulkan untuk GPM berada di bagian selatan Guinea (Merauke) dan pada 18 Pebruari 1981 Badan Pekerja Sinode (BPS) di Ambon mengeluarkan Surat Nomor 12 tahun 1981 tentang kelembagaan GPI di Irian Jaya terpisah dari GPM dan tanggal 25 Mei 1985 resmi dinyatakan berdiri di Irian Jaya (Merauke) dengan jumlah Jemaat 133 jemaat.
“GPI Papua saat ini berusia 39 tahun terhitung dari 25 Mei 1985 hingga 25 Mei 2024 dan secara resmi telah terdaftar sebagai anggota institusi lembaga gereja-gereja di Indonesia (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia) dengan Nomor 71,” ungkap Paul.
Ditambahkan Paul, dan pada 25 Juli 2023 Majelis Pekerja Sinode GPI Papua mengeluarkan rekomendasi Nomor 535 tahun 2023 kepada saya untuk maju menjadi calon anggota DPD RI periode 2024-2029 dan Puji Tuhan saya terpilih menjadi anggota DPD RI dengan suara terbanyak dari 2 provinsi yakni Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya.
“Saya sangat bersyukur atas dukungan yang diberikan oleh Jemaat GPI Papua dan sudah terpilih menjadi anggota DPD RI dengan suara terbanyak di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya. Pada 1 Oktober 2024 nanti saya dan seluruh anggota DPD RI terpilih dari seluruh Indonesia akan dilantik menjadi anggota DPD RI sekaligus menjadi anggota MPR RI dan pada posisi ini selaku anak gereja yang direkomendasikan oleh GPI Papua maka selama 5 tahun saya akan perhatikan GPI Papua,” ungkap Paul yang diaminkan oleh warga jemaat.
Dikatakan Paul, persoalan kita di Tanah Papua khususnya di Sorong Papua Barat Daya ini ada tiga hal mendasar yakni, kesehatan, pendidikan, dan lapangan pekerjaan yang juga menjadi satu pergumulan hebat kita. Gereja diluar Papua (Pulau Jawa) selain mengurus rohani, gereja juga mengurus jasmani jemaat karena pendeta sebagai pimpinan gereja mempunyai fungsi atau tugas pokok sebagai pelindung, pembina, penasehat, pendidik, pengajar dan pendoa selain mendidik dan mengajar jemaat juga melihat potensi lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja untuk warga jemaat.
“Bagian ini, selama saya duduk di DPD RI, pasti saya akan mengundang sinode dan kalasis GPI untuk kita bicarakan supaya apabila ada kesempatan kerja kita bisa berikan kepada Sinode, Klasis GPI Papua, pimpinan gereja untuk merekrut warga jemaat agar mereka yang belum mendapat pekerjaan bisa bekerja,” pungkas Paul. (jd)