SORONG, – Sekalipun dihantam panas dan hujan animo massa pendukung pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Papua Barat Daya nomor urut 3, Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau di Stadion Wombik sangat luar biasa, Sabtu (23/11/2024).
Jumlah massa yang memadati Stadion Wombik berhasil memecahkan rekor dalam sejarah Stadion Wombik Km 16 Kota Sorong. Sebab rekor Stadion Wombik penuh hingga terjadi kemacetan panjang yang membuat mobil di jalur Sorong – Aimas macet total dipegang saat laga pertadingan sepakbola Liga Super Indonesia antara Persiram Raja Ampat menjamu Persipura Jayapura pada tahun 2012.
Melihat animo massa pendukung yang memadati Stadion Wombik itu membuat Elisa Kambu langsung mengatakan siap untuk buat acara potong sapi pada 28 November 2024.
“Saya lihat kalian yang berkumpul disini, berarti pulang ini kalian kasih tahu, kita bersiap potong sapi di setiap kelurahan dan kampung di Kota Sorong dan Kabupaten Sorong pada tanggal 28 November 2024,” ucap Elisa Kambu.
Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Papua Barat Daya, Syafruddin Sabonnama katakan Pasangan ESA (Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau) berani memilih tempat rapat terbuka atau kampanye terbuka di Waisai Raja Ampat dan Stadion Wombik Km 16 Kota Sorong.
“Ini pembuktian, di Raja Ampat, ESA tabrak. Beberapa calon tidak berani kampanye di Raja Ampat, karena dong takut nanti tidak ada orang yang datang, ESA turun, ” kata Syafruddin Sabonnama disambut sorak sorai massa pendukung yang hampir menutupi seluruh areal Stadion Wombik.
Hari ini, lanjut Syafruddin Sabonnama, tidak ada pasangan calon Gubernur yang berani ambil tempat kampanye terbuka di Stadion Wombik, hanya pasangan ESA.
“Hari ini pembuktian bahwa Papua Barat Daya buka pintu untuk ESA memimpin Papua Barat Daya, ” kata Syafruddin Sabonnama sembari meminta massa pendukung mengucapkan kata, “Amin”.
Syafruddin Sabonnama sampaikan buat massa yang ada ditengah lapangan , di tribun dan yang masih terjebak macet diluar telah menentukan pilihan untuk membuat Provinsi Papua Barat Daya menjadi lebih baik.
“Kalau kita mau perubahan, berarti Bapak dan ibu yang punya keluarga pegawai dong tiap bulan bisa terima gaji beserta tunjangan. Kalau kita mau perubahaan tidak ada lagi anak – anak kita yang putus sekolah karena tidak punya uang untuk mendaftar. Kita mau anak – anak kita tidak ada lagi yang meratapi kesedihan karena orangtuanya meninggal akibat tidak ada biaya untuk rujuk orangtuanya berobat ke luar Papua, ” ujar Syafruddin Sabonnama.
Ketika Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau terpilih, lanjut dia, kemudian berhasil menghapus air mata rakyat di Papua Barat Daya, maka itu menjadi cerita untuk diteruskan kepada anak dan cucu bahwa bapak dan ibu yang telah memilih pasangan ESA nomor urut 3.
Sedangkan Ketua DPW PKB Papua Barat Daya, Abdullah Gazam sampaikan bahwa kehadiran massa yang memadati Stadion Wombik sebagai saksi sejarah lahirnya Gubernur dan Wakil Gubernur pertama di Provinsi Papua Barat Daya.
“Saya mau tanya kepada bapak dan ibu yang ada disini, dan diluar Stadion. Apakah bapak dan ibu yang datang disini, dibayar atau tidak, ” tanya Abdullah Gazam.
Pertanyaan Abdullah Gazam langsung dijawab dengan tegas oleh semua massa oendukung dengan jawaban, “tidak”.
Kehadiran bapak dan ibu disini tanpa dibayar, kata Abdullah Gazam, sebagai edukasi atau pendidikan politik.
Gazam mengajak massa pendukung untuk mengajak tetangga dan warga sekitar pada 27 November memilih pasangan Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau dengan menolak politik uang.
Kemudian pendukung dari kelima pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur hanya Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau yang tampil dengan pakaian kemeja putih. Sedangkan pasangan empat pasangan calon yang lain semua tampil dengan mengunakan jas.
“Satu – satunya, pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang memakai pakaian kemeja putih tanpa jas hanya Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau, ” tutur Gazam sembari menegaskan Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau.
Sedangkan Ketua DPD Partai Gerindra Papua Barat Daya, Oktasari Sabil menyakini dalam ajaran Islam di dalam Alquran tertulis bahwa , Orang baik akan bersama dengan orang baik pula” serta Orang baik akan berkumpul bersama dengan orang baik.
Oktasari Sabil turut menghimbau massa pendukung untuk menghindari politik dengan cara bila ada yang datang ingin memberikan uang, maka yang dilakukan yakni mengambil foto lalu kirim untuk dijadikan barang bukti.
“Pace Mace pilih nomor urut 3 pakai kebencian atau pakai hati,” tanya Oktasari Sabil yang langsung dijawab oleh massa pendukung secara serentak dengan kata memilih pakai hati, ” tutut Oktasari Sabil.
Dalam orasi politik, Elisa Kambu kembali menegaskan bahwa Pasangan Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau telah siap untuk bersama – sama dengan rakyat.
“Provinsi ini tidak boleh dibawa untuk kepentingan kelompok tertentu. Kita semua ikut berjuang selama 16 tahun untuk menghadirkan provinsi Papua Barat Daya. (**)