Sorong, mediabetewnews.com – Menunggu penetapan hasil seleksi calon anggota Majelis Rakyat Papua Barat Daya yang akan diumumkan dalam waktu dekat ini, Ketua Dewan Adat Papua (DAP) III Doberay, Paul Finsen Mayor mengingatkan kembali kepada Panitia Seleksi calon anggota MRP Provinsi Papua Barat Daya bahwa khususnya kursi MRPBD dari unsur adat dan perempuan asal Kabupaten Raja Ampat harus diwakili oleh 4 suku besar yakni Betew, Usba, Wardo dan Maya.
“Saya selaku Ketua DAP wilayah III Doberay yang membawahi Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya mengingatkan kembali kepada pansel dan Gubernur Papua Barat Daya bahwa anggota MRPBD yang sebentar akan diumumkan khususnya dari Raja Ampat harus dapat mewakili 4 suku besar demi menjaga kebersamaan, persatuan dan kesatuan antar suku di Raja Ampat,” tegas Paul Finsen Mayor kepada awak media diruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Dikatakan Paul, pembagian kursi adat dan perempuan dari Raja Ampat harus dibagi rata. Jadi satu suku satu kursi dan ini merupakan kesepakatan antara kepala suku, Pansel MRPBD Kabupaten Raja Ampat, Pansel MRPBD Provinsi Papua Barat Daya, Kesbangpol Kabupaten Raja Ampat dan Kesbangpol Provinsi Papua Barat Daya setelah terjadinya demi besar besaran di Waisai Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya di Hotel Vega Kota Sorong.
Lanjut Paul, kesepakatan tersebut harus direalisasikan sehingga tidak menimbulkan aksi demo susulan l, karena sudah ada isu yang berhembus bahwa akan terjadi isu yang lebih besar lagi ketika kesepakatan di Hotel Vega itu tidak direalisasikan oleh Pansel MRP Provinsi Papua Barat Daya.
Oleh karena itu kata Paul, pansel harus memperhatikan kesepakatan tersebut kalau tidak mau ada aksi demo susulan yang lebih besar lagi, karena seluruh masyarakat Raja Ampat menaruh harapan bahwa perwakilan dari 4 suku besar tersebut terakomodir dalam kursi MRPBD periode 2023-2028.
“Dalam waktu dekat ini saya akan memanggil kepala-kepala suku dan menyampaikan kepada mereka bahwa wakil mereka telah diakomodir jadi jangan lagi melakukan demo tetapi mari kita sama-sama bersatu untuk membangun Provinsi Papua Barat Daya kedepan,” ungkap Paul.
Tetapi lanjut Paul, apabila kesepakatan Pansel dan kepala suku tidak dipedulkan maka saya yakin akai demo besar-besaran tidak dapat dihindari dan sampai terjadi demo bukan mereka (pansel dan kesbangpol) yang akan datang untuk menghalau massa tetapi kami (DAP, kepala suku) yang akan urus semua itu.
“Jadi sekali lagi saya ingatkan, sebelum mengumumkan nama-nama anggota MRPBD terpilih, Pansel harus bijak dan penuh ketelitian dalam menyeleksi dan menetapkan nama-nama yang akan diserahkan kepada Bapak Gubernur Papua Barat Daya untuk diumumkan demi menjaga persatuan dan kesatuan antar suku Papua dan kondisi kamtibmas di Raja Ampat khususnya dan Provinsi Papua Barat Daya pada umumnya,” pungkas Paul. (juma)