Beranda Lintas Papua DAP Wilayah III Doberay Deklarasikan Gema Matbat-Misool Kabupaten Raja Ampat

DAP Wilayah III Doberay Deklarasikan Gema Matbat-Misool Kabupaten Raja Ampat

86
0
BERBAGI

SORONG, mediabetewnews.comSudah sekian lama anak-anak adat Suku Besar Matbat yang merupakan salah satu Suku asli di Raja Ampat merindukan akan lembaga yang dapat menaungi mereka.


Hari ini Selasa 9 Mei 2023 keinginan memiliki lembaga yang dapat menaungi mereka terjawab sudah dengan dideklarasikannya Gema Matbat-Misool Kabupaten Raja Ampat melalui Surat Keputusan Ketua Dewan Adat Papua Wilayah III Nomor : 01/DAP-WIL.III-Dob/SK/V/2023 tanggal 9 Mei 2023 yang dilaksanakan di Kantor Perwakilan Sekretariat Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah III Doberay, Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya, Jalan Pendidikan Lorong 5, RT 003/RW 005, Kelurahan Klabulu Distrik Malaimsimsa, Kota Sorong Provinsi Papua Barat Daya.


Setelah deklarasi dilanjutkan dengan penandatanganan SK, kemudian Ketua DAP menyerahkan SK kepada Ketua terpilih Gema Matbat-Misool Raja Ampat, DhisyonFalo dan disaksikan oleh anggota Majelis Rakyat Papua Barat asal Kabupaten Tambraw, sesepuh masyarakat Raja Ampat, Joppy Omkarsba serta tamu undangan lainnya.
Ketua terpilih Gema Matbat-Misool Raja Ampat, Dhisyon Falo kepada awak media sesuai deklarasi mengatakan, tujuan kami mendeklarasikan organisasi ini hanya satu yakni untuk menyelamatkan masyarakat, laut dan tanah adat suku besar karena ada masyarakat yang datang diatas tanah Matbat mengakui diri mereka sebagai pemilik hak ulayat diatas tanah kami.


“Kami lihat secara langsung atau secara transparan banyak orang tua kami yang sudah tahu sejarah tapi setelah dipengaruhi oleh orang yang sebenarnya bukan yang mempunyai hak di situ, sejarahnya mereka putar balikkan untuk itu kami mempunyai tugas untuk meluruskan hal tersebut sehingga hak-hak kami jangan diambil oleh oknum-oknum yang memutar balikan sejarah agar orang-orang tua memihak kepada mereka,” ungkap Falo.
Oleh karena itu lanjut Falo, untuk melawan hal-hal tersebut kami membutuhkan wadah makanya kami langsung sampaikan kepada kakak Mananwir Paul Finsen Mayor keinginan kami dan lanlangsung direspons positif dan dengan adanya organisasi ini kami siap untuk melawan oknum-oknum yang ingin menguasai masyarakat, laut dan tanah Adat Matbat dan kami akan menyampaikan kepada orang tua kami di kampung-kampung terkait kondisi yang sebenarnya terjadi sehingga jangan lagi kita ditarik sana, ditarik kesini padahal yang kita ikuti itu hanya untuk kepentingan mereka yang bukan orang asli Matbat.


Sementara Ketua DAP Wilayah III Doberay, Mananwir Paul Finsen Mayor ditempat yang sama kepada wartawan mengaatakan, pada bulan November 2015 DAP melaksanakan Konferensi di Byak yang menghasilkan satu deklarasi yang dikenal dengan Deklarasi Byak yang berisi tentang selamatkan manusia tanah dan sumber daya alam Papua dan itu semua dalam suku Papua dan turunannya ke suku kita.
Oleh karena itu lanjut Mananwir, kita sebagai lembaga kultur harus membentuk generasi-generasi muda melalui organisasi pemuda pelajar mahasiswa dengan cara memberikan sosialisasi, pandangan-pandangan tentang hak-hak dasar masyarakat adat secara terfokus seperti yang tertuang dalam undang-undang otonomi khusus Pasal 43 tentang keberpihakan, perlindungan, penghormatan, penghargaan dan pemberdayaan terhadap hak-hak dasar masyarakat adat Papua, hak mereka menjadi tuan di negeri sendiri itu adalah roh dari undang-undang otonomi khusus.


“Adik-adik ini adalah generasi-generasi baru yang akan meneruskan adat dan istiadat orang Papua dari setiap suku maka mereka harus kita bentuk dalam suatu wadah organisasi kepemudaan untuk mereka jadikan wadah belajar, berlatih skill mereka, kemampuan mereka untuk bisa  menjaga dan melindungi serta menyelamatkan manusia atau suku, tanah dan sumber daya alam mereka di wilayah adat mereka masing-masing,” ujar Mananwir.
Menurut Mananwir, di Papua Barat Daya ini ada 20-an suku, kalau ada yang bilang tujuh suku itu sesat tidak ada penelitian yang menyatakan itu tetapi sebaliknya yang ada 20-an. Contohnya suku yang menyebar di Raja Ampat itu ada Betew-Kafdarun Wardo, Usba, Maya dan Matbat dan ada sub-suku yang lain. Belum lagi di Kota Sorong, Maybrat, Sorong Selatan.
“Jadi semua kita akan bentuk pelan-pelan kita butuh waktu juga sehingga kedepannya kita memiliki generaai muda yang tahu dan paham akan sejarah dari Suku mereka sehingga tidak akan lagi perpecahan antar Suku karena semua sudah paham dan mengerti,” terang Mananwir.
Pada saat yang sama sesepuh masyarakat Raja Ampat, Joppy Omkarsba menambahkan dengan terbentuknya organisasi kepemudaan  Gema Matbat-Misool Kabupaten Raja Ampat merupakan satu langkah maju dari Suku besar Matbat di Raja Ampat karena pemuda merupakan tulang punggung negara ataupun kampung untuk menjaga tatanan kehidupan Adat dalam  wilayah adat masing-masing termasuk wilayah adat Suku Besar Matbat di Misool.
“Terbentuknya Generasi Muda Matbat-Misool Kabupaten Raja Ampat merupakan hal yang sangat perlu untuk pemuda sebagai generasi penerus sebab pemuda merupakan tulang punggung negara tulang punggung kampung atau kabupaten sehingga ini perlu untuk dibentuk dengan adanya organisasi Gema Matbat ini satu kemajuan satu langkah yang bisa memotivasi pemuda-pemuda untuk bisa bersaing dengan organisasi-organisasi besar sampai tingkat KNPI,” ungkap Joppy.
Lanjut Joppy, apalagi kita sudah punya provinsi sendiri, biasanya ada pertukaran pemuda, pelajar antar negara, antar provinsi, ini suatu hal yang positif biar mereka pun bisa bersaing bersaing dengan pemuda lain dari luar Provinsi Papua Barat Daya.
“Saya berpesan juga kepada anak-anak ini jangan merasa anak muda kemudian mau membangkang dengan orang tua tetapi harus lebih banyak bertanya tentang sejarah dan menyaring mana yang benar dan mana yang tidak dan mampu untuk meluruskan sejarah itu sesuai dengan sejarah yang sebenarnya,” ujar Joppy berpesan.
Sedangkan anggota MRP Papua Barat, Ibu A. Mayor yang turut menyaksikan pendeklarasian Gema Matmat-Misool Kabupaten Raja Ampat sangat mengapresiasi langkah yang diambil oleh Ketua DAP Wilayah III Doberay dalam menghimpun dan mengumpulkan generasi muda di wilayah adat III Doberay.
“Hal seperti ini yang harus dilakukan untuk generasi Papua khususnya Papua Barat Daya di masa yang akan datang. Saya sangat mendukung secara pribadiapa yang dilakukan Paul Mayor hari ini,” ujar Ibu A. Mayor.  (YM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here