SORONG, mediabetewnews.com – Suku Besar Betew, Usba dan Wardo adalah Suku asli Kepulauan Raja Ampat. Demikian ditegaskan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Raja Ampat asal Partai Hanura, Charles A. M Imbir kepada media ini melalui releasenya yang diterima pada Senin 24 April 2023, siang.
“Kalau mereka sudah mengakui bahwa mereka adalah suku asli Raja Ampat kita dari 3 suku besar juga bisa mengakui bahwa kita juga adalah auku asli di Raja Ampat berdasarkan sejarah dari leluhur kami,” ungkap Charles.
Charles mengisahkan, sejak jaman penjajah Spanyol dan Portugis apalagi belanda orang Betew, Wardo, Usba sudah ada di Raja Ampat. Bahkan budaya kemaritiman dan budaya perang termasuk përdagangan, ketiga suku ini sudah mäsyur sejak jaman pelayaran Cina dan awal mulanya agama masuk ke tanah papua.
Lanjut Charles, terbukti dengan masih adanya berbagai budaya yang ada hingga kini seperti maskawin, dan tarian serta lagu tentang kebesaran mäsa lalu, dan juga penamaan pulau, tanjung dan daratan.
Menurut Charles, hukum jaman dulu menang dapat tanah, dapat perempuan dan dapat budak, sehingga sejarah masa silam yang di katakan buram dan sudah di tinggalkan dengan budaya maju dari pengenalan agama dan pemerintah ini harus di jaga dengan jangan membuka luka mäsa yang kemudian semua orang jadi terpenjara.
Dikatakan Charles, selain 3 suku besar yang mendiami Kepulauan Raja Ampat ada juga suku lain seperti suku Ambel, Suku Kawe, Suku Wawiyai, Suku Tipin, Suku Langgayam, Suku Batbat, Suku Bata, Suku Kafdaron, dan Suku Moi Salawati yang hidup berdampingan dengan rukun dan tenteram.
“Sejarah dapat dengan mudah di buka dari masa lalu tapi apakah semua orang siap untuk membuka cerita-cerita itu,” ungkap Charles dengan nada tanya.
Dikatakan Charles, UU otsus dengan jelas telah mërumuskan kepapuaan itu. Budaya dan karakter Melanesia melekat dengan kuat, sehingga jangan di persempit dengan ke sukuan yang baru karna muncul daerah pemekaran.
“Betew, Usba, Wardo itu asli Papua dan itu juga artinya asli Raja Ampat. Saat ini semua sudah kenal pemerintah dan agama jadi jalankan semua dengan hukum yang di akui bersama. Yang punya Tanah itu Tuhan mulai dari penciptaannya, suku-suku ciptaan Tuhan ini mendiami semua wilayah bumi dengan interaksi sosialnya termasuk suku Betew, Wardo dan Usba yang sejarah perjalanan sosialnya itu sudah terbentuk di Raja Ampat. Otsus itu untuk Orang Asli Papua bukan untuk di tafsirkan dengan cara cara yang sempit,” ungkap Charles. (jd)