Manokwari, mediabetewnews.com – Proyek Tangguh liquefied natural gas (LNG) di provinsi Papua Barat, yang mulai berproduksi di tahun 2009 hingga saat ini masih mengandalkan 2 train mampu mengirimkan lebih dari 1.450 kargo dengan kapasitas total 7,6 juta ton LNG pertahun.
Saat ini kedua train produksi LNG akan segera mendapatkan tambahan kapasitas produksinya hingga 50% dari train ketiga yang pembangunannya memasuki tahap akhir. Harapan semua pihak dengan berdirinya Train 3 dapat memberikan manfaat ganda dari kegiatan hulu migas di Tanah Papua, bukan hanya karena Projek Train 3 termasuk dalam bagian dari Projek Strategis Nasional (PSN) di kawasan Timur Indonesia, melainkan juga dapat mewujudkan penambahan tambahan devisa negara dari kegiatan hulu migas.
SKK Migas selaku pengawas dan pengendali manajemen operasi kegiatan hulu migas bersama operator KKKS-nya BP Indonesia, menyelengarakan acara temu media yang dihadiri lebih dari 40 peserta jurnalis yang berasal dari Propinsi Papua Barat dan Propinsi Papua Barat Daya.
Acara tersebut menghadirkan Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Propinsi Papua Barat, sebagai salah satu narasumber. Dalam diskusi panel yang cukup hangat dan dibanjiri beberapa pertanyaaan tajam dan lugas dari para jurnalis, yang biasa mewartakan berita dari Kabupaten Manokwari, Kabupaten Fakfak, Kota Manokwari dan juga Sorong, berlangsung dari pagi hingga sore hari, Selasa 22 Februari 2023 di Manokwari.
Topik terkini yang didiskusikan tidak terlepas dari harapan ketenaga kerjaan, proses hubungan industrial, penajaman program program investasi sosial dan kebutuhan menjalin kemitraan bersama untuk segera mewujudkan hadirnya industri industri turunan hilir migas di Tanah Papua, hingga topik kabar terbaru status phase akhir penyelesaian proyek Train 3, dan rencana proses demobilisasi pekerja proyek.
Head of Communications And External Affairs BP Indonesia, Desy Unidaja, mengatakan acara kali ini merupakan kesempatan pertama untuk kembali bertatap muka dengan rekan-rekan jurnalis setelah berpisah cukup lama dikarenakan adanya pembatasan pembatasan selama pandemi.
Saat mempresentasekan terkait update Proyek Tangguh Train 3 Desy Unidaja menyampaikan Proyek Tangguh LNG melalui kontraktor dan subkontraktornya telah memperkerjakan lebih dari 5.400 pekerja yang berasal dari Tanah Papua sejak pembangunan konstruksi dimulai pada tahun 2016.
”Saat ini, proyek Tangguh Train 3 telah mendekati penyelesaian dan pekerja konstruksi telah mulai di demobilisasi. Ini merupakan sebuah kewajaran dalam siklus proyek hulu migas.” ucapnya. Menjawab pertanyaan mengenai kapan Proyek Tangguh Train 3 selesai 100 persen, Desy menjelaskan, kami terus melanjutkan pekerjaan dengan aman, sesuai kualitas yang dipersyaratkan, dan dalam waktu sesegera mungkin sesuai target yang dimintakan oleh SKK Migas dan Pemerintah.
Sementara Tangguh Sustainable Project Manager BP Indonesia, Budy Hermawan, menambahkan bahwa berbagai pelatihan dan peningkatan keahlian telah diberikan kepada para pekerja asal Papua sejak awal sebanyak 4.219 pekerja telah menerima lebih dari 35 jenis pelatihan tambahan keahlian, peningkatan kapasitas dan kompetensi keteknikani, seperti struktur mekanikal, pemipaan, elektrikal, dan lainnya. Komitmen kami dalam peningkatan kapabilitias.” jelasnya.
Kepala Bidang Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Papua Barat, Ermawati Siregar mengatakan, pihaknya mengapresiasi BP Indonesia yang terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat untuk memastikan hak-hak para pekerja proyek Tangguh Train 3 yang didemobilisasi terpenuhi dengan baik.
Selain itu, BP Indonesia juga terus mengupayakan untuk mempersiapkan tenaga kerja tersebut dapat meningkatkan keahliannya agar setelah selesai dari proyek Tangguh 3 dapat bekerja di sektor dan proyek lain di luar Proyek Tangguh. “Papua Barat ditopang oleh banyak industri, dengan peningkatan kapasitas tersebut, mereka bisa bekerja di berbagai sektor seperti bengkel, industri kayu dan lain-lain setelah selesai bekerja di proyek Tangguh, “ kata dia.
Sementara itu, Pjs. Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Papua dan Maluku, Galih Agusetiawan mengatakan bahwa kegiatan hulu migas yang berada di Papua Barat, termasuk didalamnya dioperatori oleh BP Indonesia telah terbukti menimbulkan adanya multiplier effect (efek ganda) tidak hanya terhadap perekonomian di daerah bahkan secara nasonal.
“Keberadaan Tangguh LNG dan kesuksesan penyelesaian projek Train 3 nantinya, pasti akan membuka peluang memunculkan industry-industri turunan baru yang juga akan meningkatkan nilai strategis tambahan bagi perekonomian daerah, dengan demikian perlu dukungan dari semua pihak untuk dapat menciptakan kelancaran operasional dan peningkatan citra investasi dikawasan Timur Indonesia,” tutup Galih. (jd)